Thursday 18 October 2012

Jauh Jadi Dekat, Dekat Jadi Jauh.



Jejaring sosial di era digital seperti saat ini oleh sebagian besar orang identik sebagai kebutuhan primer. Bahkan saat ini jejaring sosial semakin beraneka ragam misalnya, twitter, facebook, myspace, Google+ dsb. Keistimewaan jejaring sosial dengan keluasan jaringan dan kecepatan informasi mengajak berbagai kalangan untuk turut serta didalamnya. 

Kemudahan mengakses jejaring sosial sebagai suatu kebutuhan. Misalnya, muncul berbagai handphone yang menyediakan fitur khusus sehingga bisa langsung tersambung di jejaring sosial facebook, twitter. Sebagian user Facebook kini mengakses situs jejaring tersebut 24 jam nonstop dan berada di dua tempat, satu di notebook atau PC, satu lagi via ponsel 

Idealnya sebuah teknologi terapan pada dasarnya sangat bermanfaat dalam memudahkan manusia untuk mencapai sesuatu yang diinginkan secara efisisen dalam waktu yang singkat. Namun, kemajuan teknologi jejaring sosial ini bertendensi berbanding terbalik dengan frekuensi tatap muka (face to face) komunikasi antar pribadi. Komunikasi yang paling efektif dalam komunikasi interpersonal, terutama mengekspresikan perasaan, terjadi ketika tidak ada media yang mengganggu kejelasan pesan atau penundaan feedback (timbal balik) penerima pesan. Jika ditarik sebuah garis lurus antara fenomena jejaring sosial facebook dan twitter dengan komunikasi antar pribadi maka akan terjadi kerancuan. 
Komunikasi menggunakan media jejaring sosial facebook dan twitter justru dijadikan sarana pengganti proses komunikasi secara tatap muka.

Intensitas menggunakan media jejaring sosial facebook dan twitter akan berdampak pada penangkapan feed back yang tidak dapat secara langsung ditangkap antarpribadi. Selain itu kedalaman dan keluasan dalam komunikasi antarpribadi menggunakan media jejaring sosial tidak akan maksimal. Keterbatasan karakter dalam facebook dan twitter, tidak ada stimulan yang lain juga berpengaruh.

Intensitas menggunakan jejaring sosial yang tinggi menjadi candu karena keasyikan yang ditawarkan, selanjutnya menawar intensitas komunikasi antarpribadi. Disebabkan seseorang intensitasnya tinggi menggunakan jejaring sosial (facebook dan twitter) maka semakin rendah intensitas komunikasi face to face pada komunikasi antarpribadi.

Mungkin benar ada idiom baru mengatakan, “jejaring sosial mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat”. Namun, bagaimanapun keadaannya secara ideal pertemuan secara langsung adalah hal yang terpenting. Bukankah menjalin silaturahmi akan membuat kita umur panjang dan banyak rezeki? Jejaring sosial bukan cara kita menjadi antisosial bukan. 

No comments:

Post a Comment